Rabu, 15 September 2010

Mengapa Allah Menguji Kita

Mengapa Allah Menguji Kita Sebagai Orang Percaya? demikian tema dari renungan yang disampaikan oleh Edy Kalami, SH pada ibadah chapel STT-WP. Renungan diambil dari Kitab Kejadian 22:1-19.
Berbicara tentang ujian banyak orang tidak suka/tidak senang menerimanya. Kadang manusia banyak bersungut-sungut dan menyalahkan Tuhan. Mereka berkata: Ah! Kenapa ini harus terjadi pada diriku? Tuhan Engkau tidak sayang saya kah?,dll. Dalam kisah ini Abraham yang diuji oleh Allah untuk mempersembahkan anak tunggalnya ishak, tidak demikian. Ia justru bertindak mematuhi apa yang diperintahkan Tuhan Allah.
Ada tiga hal penting yang dikemukakannya. Tiga hal itu berhubungan dengan I Korintus 13:13, yakni:
1. Ujian dari Tuhan terhadap Iman Abraham (ayat 1-6)
Jika kita menyimak ayat-ayat itu, kita akan menemukan bahwa Abraham yakin bahwa apa yang yang tidak pernah ia harapkan dan sesuatu yang tidak pernah ia lihat pasti akan dinyatakan Tuhan. Itulah sebabnya ketika Allah berfirman ia tidak berdalih, ia justru patuh melaksanakan apa yang Tuhan Allah perintahkan.
2. Ujian Terhadap Kasih (ayat 7-10)
Pada kesempatan ini Abraham diperhadapkan pada suatu dilema, siapa yang harus ia kasihi. Apakah mengashi Allah atau Ishak anak tunggalnya. Atau apakah ia mengasihi berkat Allah atau Sumber berkat. Tapi kita tahu bahwa keputusan terakhirnya adalah mengasihi Sumber Berkat (Tuhan) itu sendiri. Keputusan yang luar biasa, yang mungkin bagi kita hari ini susah untuk menjalaninya.
3. Ujian Terhadap Pengharapan (ayat 11-19)
Saat Abraham dibawah keluar dari tanah Urkasdim Allah telah berjanji akan memberikan tanah yang penuh air susu dan madu serta memberikan keturunan baginya seperti bintang dilangit dan pasir dilaut. Abraham punya keyakinan akan hal ini, bahwa Allah yang telah memanggil dia tidak mungkin menipunya. Secara manusia bisa saja muncul pikiran bahwa Allah sudah janji berikan keturunan yang banyak, sekarang anak semata wayang disuruh persembahkan untuk Tuhan Allah, lalu mungkinkah janji Tuhan akan digenapi tanpa punya keturunan. Apalagi usia Abraham pada saat itu sangat tua. Dalam ujian ini pun Abraham tidak menyalahkan Tuhan, ia justru berpengharapan bahwa janjiNya pasti akan digenapi.

Mengapa Allah menguji kita? tentu kita tahu bahwa ia sangat mengasihi kita. Karena saking cintaNya buat kita Ia menguji kita hanya untuk melihat kemurnian kesetiaan kita padaNya.

Pertanyaannya adalah apakah sikap kita saat menghadapi situasi yang sama? Apakah kita akan mengikuti jejak Abraham atau menyalahkan Tuhan Allah. Bagi kita, yang harus dilakukan adalah memperbanyak waktu doa kita agar saat badai ujian datang kita mampu menghadapinya, tanpa sungut dan menyalahkan Tuhan.

Naldo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar